Selasa, 20 Januari 2009

PEREMPUAN YG DICINTAI SUAMIKU

Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menuruti apa mauku.

Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergi kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.

Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.

Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makanberdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.

Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan
anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.

Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami.
Sampai suatu ketika, disuatu hari yang terik, saat itu suamiku tergolek sakit dirumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.

Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar indah, penuh kehangatan dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.

Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.

Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.

Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya, " Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? tidak mau makan juga? uhh? dasar anak nakal, sini piringnya, "
lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya. Dan?.aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun !

Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangi aku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelah operasi caesar ketika aku melahirkan anaknya.
Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang kerumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.

Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami dan ke-2 anaknya yang lucu2.

Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadari itu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.

Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.

Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keriting ikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papa nya, dan memanggilku, " Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha ?"

Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,

*Dear Meisha,*

*Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.*

*Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku
menikahinya.*

*Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.*

*Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu.
Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you are the only one in my heart.*

*yours,*

*Mario*

Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.

Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia mencintai perempuan lain.

Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan di lemari bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.

Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.

Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.

Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia.
Biarlah dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu.
Kebahagiaan Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.

**********

Setahun kemudian?

Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.

" *Mario, suamiku?.*

*Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku? Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku sehingga mau melakukan apa saja untukku?..*

*Ternyata aku keliru?. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.*

*Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, " kenapa, Rima ? Kenapa kamu mesti cemburu ? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku ?"*

*Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.*

*Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yang sempurna yang engkau inginkan.*

*Istrimu,*

*Rima"*

*Di surat yang lain,

*"???Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha??"*

Disurat yang kesekian,

*"??.Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.*

*Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku selalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, dirumah sakit saat engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu
bermasalah??.*

*Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha dan menantinya??.."*

Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya?
dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.

Disurat terakhir, pagi ini?

*"????..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia. Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai motor.
*

*Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu. Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak
sakit.*

*Tahukah engkau suamiku,*

*Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ????"*

Jelita menatap Meisha, dan bercerita,

" Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku.
Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu, dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya. Mama memarkir motornya diseberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi?? aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante?.. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak??" Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.

Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.

*Dear Meisha,*

*Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar?.
Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?*

*Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku?.*

Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi, Mario. *Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.*

Jakarta, 19 Januari 2009 (dedicated to my friend....may you rest in peace...)


Yesterday is a history.
Tomorrow is a mystery.
Today is a gift.
That's why it's called "present".

taken from Facebook notes

Sabtu, 17 Januari 2009

Hati-Hati Pemerasan Model Baru

Informasi agar rekan-rekan lebih waspada.

Minggu Siang, 11 Januari 2009, sekitar pukul 11.30, saya mengendarai mobil & sedang berhenti di lampu Merah by pass arah kalimalang.

Seorang anak peminta-minta (usia sekitar 11-12 tahun) mengesot dipinggir jalan dengan salah satu kakinya "buntung" (posisi duduk di jalan)


Saya membuka kaca dan memberinya Rp. 500, anak itu kelihatan tidak puas dan lalu pergi
saat lampu sudah hijau, saya mulai berjalan dan seketika berhenti karena merasa melindas sesuatu, seketika saya berhenti.

Tiba-tiba ada yang berteriak, "BERHENTI!!!! ADA ORANG DI BAWAH MOBIL!!!"
sekonyong-konyong, para pengemis lain sudah mengelilingi mobil saya, menggedor-gedor kaca mobil dari seluruh sisi, mencoba memaksa membuka mobil sampai handle mobil patah.

Spontan pengendara motor dan orang di sekitar saya menghampiri mobil saya, mengangkat dan memiringkan mobil untuk mengeluarkan anak peminta-minta yang tadi dari bawah mobil saya.. (sementara di dalam mobil saya gemetar dan memohon Tuhan untuk tolong saya.. saya sangat khawatir, korban akan luka parah atau jangan-jangan malah meninggal..)

Puji Tuhan, saat itu ada reserse berbaju preman, mengendarai motor yang menenangkan masa yang hampir mengeroyok & merusak mobil saya. Ia langsung memasukkan anak yang "tergilas" tsb dalam mobil saya untuk dibawa ke RS. Terdekat bersama dengan 1 teman peminta-minta lainnya..

Sampai di RS. Harum, suami saya sudah disana, anak itu diperiksa di UGD, terny ata anak tersebut tidak buntung, kakinya hanya dilipat dalam celana panjang. Dokter tidak meminta rontgent karena mamang tidak ada bagian tubuh yang patah.., hanya diberi resep yang kami tebus RP. 5.000. ANAK ITU SEHAT, hanya sedikit lecet karena mungkin "salah tarik" saat keluar dari kolong mobil saya.

Di RS. Reserse itu menginformasikan pada kami bahwa ini memang modus operandi baru.. Ia memarahi anak tsb yang mencari uang dengan SKENARIO PEMERASAN MASUK KE TENGAH KOLONG MOBIL YANG SEDANG BERHENTI DI LAMPU MERAH, AGAR PARA PREMAN BISA PAKSA PEMILIK MOBIL UNTUK BAYAR GANTI RUGI.

Reserse meminta kami hanya memberi uang ongkos pada anak-anak peminta-minta tsb, jangan lebih dari Rp. 5.000, untuk memberi mereka pelajaran.

Kami berikan anak itu obat dari RS dan uang ongkos Rp. 10.000 dan anak itu berlalu dengan berjalan tegap dan sehat.

Dengan masih dalam kebingungan, deg-deg an dan kegamangan saya pulang ke rumah... Kami sangat bersyukur, Tuhan memelihara, menjaga dan melindungi kehidupan kami, tidak sempat dikerjai para preman tersebut.


Semoga rekan-rekan waspada dengan modus ini.

(Kejadian 11 Januari 2009)

Rabu, 14 Januari 2009

EMPATI


By : Andy F Noya

Suatu malam, sepulang kerja, saya mampir di sebuah restoran cepat saji
dikawasan Bintaro. Suasana sepi. Di luar hujan. Semua pelayan sudah berkemas.
Restoran hendak tutup. Tetapi mungkin melihat wajah saya yang memelas
karena lapar, salah seorang dari mereka memberi aba-aba untuk tetap
melayani. Padahal, jika mau, bisa saja mereka menolak.

Sembari makan saya mulai mengamati kegiatan para pelayan restoran. Ada yang
menghitung uang, mengemas peralatan masak, mengepel lantai dan ada pula
yang membersihkan dan merapikan meja-meja yang berantakan.

Saya membayangkan rutinitas kehidupan mereka seperti itu dari hari ke hari.
Selama ini hal tersebut luput dari perhatian saya. Jujur saja, jika
menemani anak-anak makan di restoran cepat saji seperti ini, saya tidak
terlalu hirau akan keberadaan mereka. Seakan mereka antara ada dan tiada.
Mereka ada jika saya membutuhkan bantuan dan mereka serasa tiada jika saya
terlalu asyik menyantap makanan.

Namun malam itu saya bisa melihat sesuatu yang selama ini seakan tak
terlihat. Saya melihat bagaimana pelayan restoran itu membersihkan
sisa-sisa makanan di atas meja. Pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa
saja. Tetapi, mungkin karena malam itu mata hati saya yang melihat,
pemandangan tersebut menjadi istimewa.

Melihat tumpukan sisa makan di atas salah satu meja yang sedang
dibersihkan, saya bertanya-tanya dalam hati: siapa sebenarnya yang baru
saja bersantap di meja itu? Kalau dilihat dari sisa-sisa makanan yang
berserakan, tampaknya rombongan yang cukup besar. Tetapi yang menarik
perhatian saya adalah bagaimana rombongan itu meninggalkan sampah bekas makanan.

Sungguh pemandangan yang menjijikan. Tulang-tulang ayam berserakan di atas
meja. Padahal ada kotak-kotak karton yang bisa dijadikan tempat sampah.
Nasi di sana-sini. Belum lagi di bawah kolong meja juga kotor oleh tumpahan remah-remah.
Mungkin rombongan itu membawa anak-anak.

Meja tersebut bagaikan ladang pembantaian. Tulang belulang berserakan.
Saya tidak habis pikir bagaimana mereka begitu tega meninggalkan sampah
berserakan seperti itu. Tak terpikir oleh mereka betapa sisa-sisa makanan
yang menjijikan itu harus dibersihkan oleh seseorang, walau dia seorang
pelayan sekalipun.

Sejak malam itu saya mengambil keputusan untuk membuang sendiri sisa
makanan jika bersantap di restoran semacam itu. Saya juga meminta anak-anak
melakukan hal yang sama. Awalnya tidak mudah. Sebelum ini saya juga pernah melakukannya.
Tetapi perbuatan saya itu justru menjadi bahan tertawaan teman-teman.
Saya dibilang sok kebarat-baratan. Sok menunjukkan pernah keluar negeri.
Sebab di banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika, sudah
jamak pelanggan membuang sendiri sisa makanan ke tong sampah.
Pelayan terbatas karena tenaga kerja mahal.

Sebenarnya tidak terlalu sulit membersihkan sisa-sisa makanan kita.
Tinggal meringkas lalu membuangnya di tempat sampah. Cuma butuh beberapa menit.
Sebuah perbuatan kecil. Tetapi jika semua orang melakukannya, artinya akan
besar sekali bagi para pelayan restoran.

Saya pernah membaca sebuah buku tentang perbuatan kecil yang punya arti
besar. Termasuk kisah seorang bapak yang mengajak anaknya untuk
membersihkan sampah di sebuah tanah kosong di kompleks rumah mereka.
Karena setiap hari warga kompleks melihat sang bapak dan anaknya membersihkan
sampah di situ, lama-lama mereka malu hati untuk membuang sampah disitu.

Belakangan seluruh warga bahkan tergerak untuk mengikuti jejak sang bapak
itu dan ujung-ujungnya lingkungan perumahan menjadi bersih dan sehat.
Padahal tidak ada satu kata pun dari bapak tersebut. Tidak ada slogan,
umbul-umbul, apalagi spanduk atau baliho. Dia hanya memberikan keteladanan.
Keteladanan kecil yang berdampak besar.

Saya juga pernah membaca cerita tentang kekuatan senyum. Jika saja setiap
orang memberi senyum kepada paling sedikit satu orang yang dijumpainya hari
itu, maka dampaknya akan luar biasa. Orang yang mendapat senyum akan merasa
bahagia. Dia lalu akan tersenyum pada orang lain yang dijumpainya.
Begitu seterusnya, sehingga senyum tadi meluas kepada banyak orang.
Padahal asal mulanya hanya dari satu orang yang tersenyum.

Terilhami oleh sebuah cerita di sebuah buku "Chicken Soup", saya kerap
membayar karcis tol bagi mobil di belakang saya. Tidak perduli siapa di
belakang. Sebab dari cerita di buku itu, orang di belakang saya pasti akan
merasa mendapat kejutan. Kejutan yang menyenangkan. Jika hari itu dia
bahagia, maka harinya yang indah akan membuat dia menyebarkan virus
kebahagiaan tersebut kepada orang-orang yang dia temui hari itu. Saya
berharap virus itu dapat menyebar ke banyak orang.

Bayangkan jika Anda memberi pujian yang tulus bagi minimal satu orang setiap hari.
Pujian itu akan memberi efek berantai ketika orang yang Anda puji merasa bahagia
dan menularkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang di sekitarnya.

Anak saya yang di SD selalu mengingatkan jika saya lupa mengucapkan kata
"terima kasih" saat petugas jalan tol memberikan karcis dan uang kembalian.
Menurut dia, kata "terima kasih" merupakan "magic words" yang akan membuat
orang lain senang. Begitu juga kata "tolong" ketika kita meminta bantuan
orang lain, misalnya pembantu rumah tangga kita.

Dulu saya sering marah jika ada angkutan umum, misalnya bus, mikrolet,
bajaj, atau angkot seenaknya menyerobot mobil saya.
Sampai suatu hari istri saya mengingatkan bahwa saya harus berempati pada mereka.
Para supir kendaraan umum itu harus berjuang untuk mengejar setoran.
"Sementara kamu kan tidak mengejar setoran?''
Nasihat itu diperoleh istri saya dari sebuah tulisan almarhum Romo Mangunwijaya.
Sejak saat itu, jika ada kendaraan umum yang menyerobot seenak udelnya,
saya segera teringat nasihat istri tersebut.

Saya membayangkan, alangkah indahnya hidup kita jika kita dapat membuat
orang lain bahagia.

Alangkah menyenangkannya jika kita bisa berempati pada perasaan orang lain.
Betapa bahagianya jika kita menyadari dengan membuang sisa makanan kita di
restoran cepat saji,

kita sudah meringankan pekerjaan pelayan restoran.

Begitu juga dengan tidak membuang karcis tol begitu saja setelah membayar,
kita sudah meringankan beban petugas kebersihan. Dengan tidak membuang
permen karet sembarangan, kita sudah menghindari orang dari perasaan kesal
karena sepatu atau celananya lengket kena permen karet.

Kita sering mengaku bangsa yang berbudaya tinggi tetapi berapa banyak di
antara kita yang ketika berada di tempat-tempat publik, ketika membuka
pintu, menahannya sebentar dan menoleh kebelakang untuk berjaga-jaga apakah
ada orang lain di belakang kita? Saya pribadi sering melihat orang yang
membuka pintu lalu melepaskannya begitu saja tanpa perduli orang di
belakangnya terbentur oleh pintu tersebut.

Jika kita mau, banyak hal kecil bisa kita lakukan. Hal yang tidak
memberatkan kita tetapi besar artinya bagi orang lain. Mulailah dari
hal-hal kecil-kecil. Mulailah dari diri Anda lebih dulu.

Mulailah sekarang juga...!!!

Keseimbangan Hati dan Cinta

Ada kalanya cinta harus dipertahankan
Ada kalanya ia harus dilepas
Ada kalanya cinta harus datang
Dan hati siap untuk menyambutnya

Ada kalanya ia terpaksa pergi
Tanpa bermaksud melukai hati
Ia tak perlu di cari
Karena ia yang paling tau kapan ia harus hadir

Setiap kita pantas mendapatkannya
Setiap kemurnian yang ia berikan,
Itu yang menjadi kemuliaan cinta

Kadang hati ini menjadi terlalu jahat untuk meninggalkannya
Kadang hati ini menjadi terlalu rapuh ketika ditinggalkannya
Kadang hati ini menjadi terlalu kosong ketika ia benar-benar hilang
Kadang pula hati ini menjadi menjadi sangat lengkap ketika ia menjadi setia

Temukan kemurniannya dalam kesesakan
Temukan keabadiannya dalam dimensi waktu
Biarkan ia mengisi setiap ruang kosong yang ada
Jangan abaikan kehadirannya Dan Tetap lah bersyukur ketika ia pergi,
Karena ia pernah menjadi anugrah terindah

created by : Agnes Theresia Immanuel

Selasa, 13 Januari 2009

GOD KNOWS

Ketika Kita meminta, "Tuhan ambillah kesombonganku dariku."
Tuhan berkata, "Tidak, bukan Aku yang mengambil tapi kau yang harus menyerahkannya. "

Ketika Kita meminta, "Tuhan sempurnakanlah kekurangan anakku yang cacat."
Tuhan berkata, "Tidak, jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah sementara."

Ketika Kita meminta, "Tuhan beri aku kesabaran."
Tuhan berkata, "Tidak, kesabaran didapat dari ketabahan dalam menghadapi cobaan, tidak diberikan, kau harus meraihnya sendiri."

Ketika Kita meminta, "Tuhan beri aku kebahagiaan. "
Tuhan berkata, "Tidak. Kuberi keberkahan, kebahagiaan tergantung kepadamu sendiri untuk menghargai keberkahan itu."

Ketika Kita meminta "Tuhan jauhkan aku dari kesusahan."
Tuhan berkata, "Tidak, penderitaan menjauhkanmu dari jerat duniawi Dan mendekatkanmu pada-Ku."

Ketika Kita meminta, "Tuhan beri aku segala hal yang menjadikan hidup ini nikmat."
Tuhan berkata, "Tidak. Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmati segala hal."
Ketika Kita meminta, "Tuhan Bantu aku MENCINTAI orang lain, sebesar cinta-Mu padaku.
Tuhan berkata "Akhirnya engkau mengerti wahai HambaKu"

Kadang kala Kita berpikir bahwa Tuhan tidak adil, Kita telah susah payah memanjatkan DOA, meminta Dan berusaha, pagi-siang-malam, tapi tak Ada hasilnya.
Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan-bahkan ratusan lamaran telah Kita kirimkan tak
Ada jawaban sama sekali, sementara orang lain dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan.
Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan jabatan, tapi justru orang lain yang mendapatkannya- tanpa susah payah.

Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik Dan sesuai, justru berakhir dengan penolakkan Dan kegagalan, orang lain dengan mudah berganti pasangan.
Kita menginginkan harta yang berkecukupan, namun justru kebutuhan yang terus meningkat.
Kadang permintaan Kita adalah yang terbaik karena menganggap Kita mengetahui dengan pasti apa yang dibutuhkan TETAPI Tuhan jauh lebih mengetahui keadaan Kita melebihi dari apa yang Kita pikirkan karena Dia adalah Sang Pencipta Dan Dia tahu dengan pasti apa akibat bila permintaan Kita dikabulkan Nya sedangkan diri Kita masih belum siap menerimanya.
Kita akan semakin jatuh, semakin jauh dari pada Nya Dan akan membanggakan kemampuan diri sendiri Dan tidak berharap sepenuhnya kepada Nya.

Berbahagialah bila doa2 anda belum dijawab karena Tuhan akan membimbing Dan menguatkan anda sehingga pada saat anda diberkati oleh Nya bibir Dan mulut anda tidak akan berhenti bersyukur Dan memuji kebesaran nama Nya......

Mungkin tidak sekarang tapi Tuhan tahu kapan mengabulkan doa2 mu karena Tuhan tahu yang terbaik yang Kita tidak tahu.

Senin, 12 Januari 2009

Untuk Anda yang SEDANG MENCARI PASANGAN, TELAH MEMPEROLEH PASANGAN dan TELAH MENIKAH

Alkisah seorang raja yg kaya raya & sangat baik Ia mempunyai banyak
sekali emas & kuningan. Karena terlalu banyak sehingga antara emas &
kuningan tercampur menjadi satu.

Suatu hari raja yg baik hati ini memberikan hadiah emas kepada seluruh
rakyatnya. Dia membuka gudangnya lalu mempersilahkan rakyatnya
mengambil kepingan emas terserah mereka. Karena antara emas & kuningan
tercampur menjadi satu sehingga sulit sekali dibedakan mana yg emas & mana
yg kuningan, lalu mana yg emasnya 24 karat & mana yg emasnya hanya 1 karat.

Namun karena ada peraturan dari Sang Raja, yaitu bila mereka sudah
MEMILIH & MENGAMBIL SATU dari emas itu, mereka tidak boleh
mengembalikannya lagi.

Tetapi raja menjanjikan bagi mereka yg mendapat emas hanya 1 karat
atau mereka yg mendapatkan kuningan, mereka dapat bekerja di kebun
raja & merawat pemberian raja itu dengan baik, maka raja AKAN MENAMBAH
& MEMBERIKAN KADAR KARAT itu sedikit demi sedikit.

Mendengar itu bersukacitalah rakyatnya, sambil mengelu-elukan rajanya.
Mereka datang dari penjuru tempat dan satu persatu dari mereka dengan
berhati-hati mengamat-amati benda-benda itu. Waktu yg diberikan kepada
mereka semua ialah SATU SETENGAH HARI, dengan perhitungan SETENGAH HARI UTK
MEMILIH, SETENGAH HARI UTK MERENUNGKAN & SETENGAH HARI LAGI UTK MEMUTUSKAN.

Para prajurit selalu siaga menjaga keamanan pemilihan emas tsb. Karena
tidak jarang terjadi perebutan emas yg sama diantara mereka. Selama
proses pemilihan berlangsung, seorang prajurit mencoba bertanya kpd salah
seorang rakyatnya, "Apa yg kau amat-amati, sehingga satu setengah hari
kau habiskan waktumu di sini?"

Jawab orang itu: "Tentu saja aku harus berhati-hati, aku harus
mendapatkan emas 24 karat itu."

Lalu tanya prajurit itu lagi: "Seandainya emas 24 karat itu tidak
pernah ada, atau hanya ada satu diantara setumpuk emas ini, apakah
engkau masih saja mencarinya? Sedangkan waktumu sangat terbatas?"

Jawab orang itu lagi: Tentu saja tidak, aku akan mengambil emas
terakhir yg ada ditanganku begitu waktuku habis."

Lalu prajurit itu berkeliling & ia menjumpai seorang yg tampan,
melihat perangainya ia adalah seorang kaya. Bertanyalah prajurit itu
kepadanya,
"Hai orang kaya apa yg kau cari di sini.Bukankah engkau sudah lebih
dari cukup?"

Jawab orang kaya itu, "Bagiku hidup adalah uang, kalau aku bisa
mengambil emas ini tentu saja itu berarti menambah keuntunganku. "

Kemudian prajurit itu kembali mengawasi satu persatu dari mereka, maka
tampak olehnya seseorang yg sejak satu hari ia selalu menggenggam
kepingan emasnya. Lalu dihampirinya orang itu, "Mengapa engkau diam disini?
Tidakkah engkau memilih emas-emas itu? Atau tekadmu sudah bulat untuk
mengambil emas itu?'

Mendengar perkataan prajurit itu,orang ini hanya diam saja. Maka
prajurit bertanya lagi,"Atau engkau yakin bahwa itulah emas 24 karat,
sehingga engkau tidak lagi berusaha mencari yg lain?"

Orang itu masih terdiam, prajurit itu semakin penasaran. Lalu ia lebih
mendekat lagi, "Tidakkah engkau mendengar pertanyaanku? "
Sambil menatap prajurit, orang itu menjawab: "Tuan,saya ini orang
miskin. Saya tidak pernah tahu mana yg emas & mana yg kuningan. Tetapi
HATI SAYA MEMILIH EMAS INI, saya pun tidak tahu berapa kadar emas ini.
Atau jika ternyata emas ini hanya kuningan pun saya juga tidak tahu."

"Lalu mengapa engkau tidak mencoba bertanya kepada mereka atau
kepadaku kalau engkau tidak tahu." Tanya prajurit itu lagi.

"Tuan, emas & kuningan ini milik raja. Jadi menurut saya hanya raja yg
tahu mana yg emas & mana yg kuningan, mana yg 1 karat & mana yg 24
karat. Tetapi satu hal yg saya percaya, janji raja untuk mengubah
kuningan menjadi emas, itu yg lebih penting." Jawabnya lugu.

Prajurit ini semakin penasaran, "Mengapa bisa begitu?"

"Bagi saya berapa pun kadar emas ini cukup buat saya. Karena kalau
saya bekerja, saya membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk
membeli emas Tuan."

Prajurit tampak tercengang mendengar jawaban dari orang ini, lalu ia
melanjutkan perkataannya, "Lagipula Tuan, peraturannya saya tidak
boleh menukar emas yg sudah saya ambil."
"Tidakkah engkau mengambil emas-emas yg lain & menukarnya sekarang
selagi masih ada waktu?" Tanya prajurit lagi.

"Saya SUDAH MENGGUNAKAN WAKTU ITU, kini waktu setengah hari terakhir saya,
inilah saatnya saya mengambil keputusan. Jika saya GANTIKAN EMAS INI DENGAN
YANG LAIN, BELUM TENTU SAYA MENDAPAT YG LEBIH BAIK DARI PUNYA SAYA INI.

Saya memutuskan untuk mengabdi pada raja & merawat milik saya ini,
untuk menjadikannya emas yg murni."


Tak lama lagi lonceng istana berbunyi, tanda berakhir sudah kegiatan
mereka. Lalu raja keluar & berdiri ditempat yg tinggi sambil
berkata,"Wahai rakyatku yg kukasihi. Semua emas yg kau genggam itu
adalah hadiah yg telah kuberikan. Sesuai dengan perjanjian, tidak
seorang pun diperbolehkan menukar atau pun menyia-nyiakan hadiah itu.
Jika didapati hal di atas maka orang itu akan MENDAPAT HUKUMAN karena
ia tidak menghargai raja."


Kata-kata raja itu disambut hangat oleh rakyatnya. Lalu sekali lagi di
hadapan rakyatnya raja ingin memberitahu tentang satu hal, "Dan
ketahuilah, bahwa sebenarnya tidak ada emas 24 karat itu. Hal ini dimaksudkan
bahwa kalian semua harus mengabdi kepada kerajaan. Dan hanya akulah yg dapat
menambah jumlah karat itu, karena akulah yg memilikinya. Selama satu setengah
hari, setengah hari yg kedua yaitu saat kuberikan waktu kepada kalian semua
untuk merenungkan pilihan, kalian kutunggu untuk datang kepadaku menanyakan
perihal emas itu. Tetapi sayang sekali, hanya 1 orang yg datang kepadaku untuk
menanyakannya. "

Demikianlah raja yg baik hati & bijaksana itu mengajar rakyatnya. Dan
selama bertahun-tahun ia dengan sabar menambah karat satu persatu dari emas rakyatnya.

(Dikutip dari:"When We Have to Choice"/ Kumpulan Sharing & Cerpen)

Berharap melalui alkisah di atas kita dapat merefleksi diri dalam mencari pasangan hidup:

BAGI YANG SEDANG MENCARI PASANGAN

(setengah hari untuk memilih)

MEMILIH memang boleh, tapi MANUSIA TIDAK ADA YG SEMPURNA, jangan lupa emas-emas
itu milik sang raja jadi hanya dia yang tahu menahu masalah itu.
Artinya setiap manusia milik Tuhan, jadi berdoalah untuk berkomunikasi
denganNYA tentang pasangan anda.

BAGI YANG TELAH MEMPEROLEH PASANGAN

(setengah hari untuk merenungkan)

Mungkin pertama kali Anda mengenal, si dia nampak emas 24 karat.
Ternyata setelah bertahun-tahun kenal, si dia hanya berkadar 10 karat.
Diluar, memang KITA DIHADAPKAN DENGAN BANYAK PILIHAN, sama dengan rakyat yang
memilih emas tadi. Akan tetapi pada saat KITA SUDAH MENDAPATKANNYA BELUM TENTU
WAKTU KITA MELEPASKANNYA KITA MENDAPAT YG LEBIH BAIK.
Jadi jika dalam tahap ini Anda merasa telah mendapatkan dia, hal yang
terbaik dilakukan ialah menilai secara objective siapa dia (karena itu KETERBUKAAN & KOMUNIKASI
sangat penting dalam menjalin hubungan) dan MENYELARASKAN HATI.
Anda bersamanya.. Begitu Anda tahu tentang HAL TERJELEKdalam dirinya
sebelum Anda menikah itu lebih baik. Dengan demikian Anda tidak merasa
shock setelah menikah. Tinggal BAGAIMANA ANDA MENERIMANYA. Anda mampu
menerimanya atau tidak, Anda mengusahakan perubahannya atau tidak.

"CINTA SELALU BERJUANG"Jangan anggap tidak pernah ada masalah dalam
jalan cinta Anda. Justru jika dalam tahap ini Anda tidak pernah
mengalami masalah dengan pasangan Anda (TIDAK PERNAH BERTENGKAR MUNGKIN) Anda
malah harus berhati-hati, karena ini adalah hubungan yg tidak sehat, berarti
banyak kepura-puraan yang ditampilkan dalam hubungan Anda.

Yg terpenting adalah NIAT BAIK DIANTARA PASANGAN,sehingga dengan
KOMITMEN & CINTA, SEGALA SESUATU SELALU ADA JALAN KELUARNYA.Meskipun dalam
tahap ini Anda masih punya waktu setengah hari lagi untuk memutuskan, artinya
Anda masih dapat berganti pilihan, akan tetapi PERTIMBANGKAN DENGAN BAIK hal ini.

BAGI YANG TELAH MENIKAH

(setengah hari untuk memutuskan)

Dalam tahap ini, siapa pun dia berarti Anda telah mengambil keputusan
untuk memilihnya. Jangan berpikir untuk mengambil keuntungan dari
pasangan Anda. Jika ini terjadi berarti Anda EGOIS,sama halnya dengan
orang kaya di atas.
Dan dengan demikian Anda TIDAK PERNAH PUAS DENGAN DIRI PASANGAN ANDA, maka
tidak heran banyak terjadi perselingkuhan. Anda
tidak boleh merasa menyesal dengan pilihan Anda sendiri. Jangan kuatir
raja selalu memperhatikan rakyatnya dan menambah kadar karat pada emasnya.

Jadi percayalah kalau Tuhan pasti akan memperhatikan Anda dan DIA YANG
PALING BERKUASA MENGUBAH SETIAP ORANG.Perceraian bukanlah solusi, sampai kapan
kita harus menikah lalu bercerai, menikah lagi & bercerai lagi??
Ingatlah si dia adalah HADIAH,siapa pun dia terimalah dia karena sekali lagi itulah pilihan Anda.

Ingat ini adalah setengah hari terakhir yaitu waktu untuk memutuskan,
setelah itu Anda tidak boleh menukar atau menyia-nyiakan emas Anda.

Jadi peliharalah pasangan Anda sebagaimana HADIAH TERINDAH YANG TELAH TUHAN
BERIKAN. Dan apa pun yang terjadi dengan pasangan Anda komunikasikanlah
dengan Tuhan, KARENA DIA YANG MEMILIKI HATI SETIAP
MANUSIA.......

Bapa Mengasihimu

Adalah seorang muda yang taat berdoa yang masih berpacaran dengan seorang gadis muda juga yang baik hati. Sebelumnya merekapun selalu berdoa, 'Tuhan berikanlah aku pasangan yang menurut Engkau terbaik...' Setelah mereka menikah, keadaan berubah. Maksudnya, doanya berubah menjadi, 'Tuhan, berikanlah kami anak yang terbaik buat kami.' Tetapi setelah 7 tahun mereka menikah, mereka tidak mempunyai anak. Setelah mereka berdoa dan berdoa, akhirnya mereka mempunyai anak. Dan keadaan, maksudnya doa mereka berubah lagi, 'Tuhan, biarlah anak ini menjadi anak yang terbaik bagi kami.' Dan benar, setelah 9 bulan istrinya mengandung, lalu lahirlah seorang anak bagi mereka. 'Anak laki-laki pak,' kata dokternya. Sang ayah langsung melonjak kegirangan. Tetapi setelah 3 hari, sang dokter memanggil si ayah ke rumah sakit. Lalu si dokter berkata, 'Pak, dengan berat hati saya harus menyampaikan kabar buruk kepada anda.' Si ayah membalas, 'Kabar apapun, saya siap menerima-nya, pak dokter. Saya siap menghadapi yang terburuk'. Dan hal yang buruk itu adalah, bahwa putra anda tidak akan bertumbuh dengan normal seperti anak-anak yang lain,' jelas si dokter. 'Apa maksud bapak,' si ayah bertanya. Dokter melanjutkan, 'Putra anda menderita sesuatu kecacatan yang tidak dapat disembuhkan. Yaitu cacat mental yang serius.' Sang ayah lalu menitikan air mata dan berkata sambil berdoa, 'Tuhan, apapun yang Engkau berikan kepadaku, aku tahu semuanya baik dan Engkau tidak pernah mencelakakan anak-anakMu. '

But above all these things put on love, which is the bond of perfection. Colossians 3:14 (NKJV)

Sejak itu, kedua orang tua itu membeli ranjang bayi khusus anak mereka dan ditaruh di samping ranjang mereka berdua. Mereka selalu kesulitan untuk mengurus anak mereka tersebut, tetapi mereka menanggung semuanya itu. Beranjak keluar dari umur batita, mereka membuatkan kamar khusus untuk anak mereka tersebut. Anak itu menjadi anak yang sangat istimewa dan menjadi anak mereka satu-satunya. Mereka memberikannya segala yang dia mau dan dia perlukan. Mainan macam-macam, komputer, boneka, dan lain-lain. Dan jika si ayah selesai pulang kerja, ia selalu mengajak si anak bermain. Dengan mainan yang ada atau jika ayahnya membawa mainan yang baru untuk anaknya. Setiap ayahnya pergi keluar misalkan untuk berpesta dengan rekan kerjanya atau teman-temannya yang sedang berbahagia, ia selalu membawa serta istri dan anaknya. Dan di depan rekan-rekan kerjanya atau teman-temannya, ia selalu membanggakan anaknya. 'Woi anak gw nih.ganteng kan ?' Selalu ia mengatakan demikian, karena ia tahu, anaknya ini adalah anugerah Allah yang terbesar dalam dirinya.. Dan ia sangat mengasihi anak ini, karena ini anaknya. Meskipun dia cacat. Tetapi setelah anak itu bertumbuh makin dewasa, kecacatannya semakin kelihatan. Kemampuan komunikasinya kurang, jika terjemur matahari sebentar mulutnya akan keluar busa, dan jika sedang berbicara kadang air liurnya menetes. Tetapi meskipun begitu, kedua orang tua tetap sangat sangat menyayangi anak mereka yang cacat itu.

Suatu hari, pagi-pagi sekali anak cacat ini sudah bangun, sekitar pukul 4.30. Dalam pikirannya, 'Hari ini, aku pengen buat sarapan yang speeeeeesial buat papa.' Setelah doa pagi, ia pergi menuju dapur. Ia mengambil potong roti, lalu menaruhnya dalam oven, dan menyetel waktunya sampai 10 menit. Tentu saja hasilnya gosong. Setelah bunyi 'ting', maka anak cacat itu menaruhnya di atas sebuah piring. Lalu ia mengoleskan selai kacang keju yang (amat) sangat banyak, sambil berpikir, 'Harus kasih yang baaaaanyak buat papa, biar ueeeeenak rasanya'.

Setelah itu, ia berlari ke kulkas, karena ayam sudah mulai berkokok, lalu mengambil sebutir telur. Dan lalu memanaskan panci di atas kompor, lalu memecahkan telur tersebut dan menuangkan isinya ke dalam panci tersebut, dan langsung menaruhnya di atas piring yang lain, sambil berpikir, 'Kalo aku buatnya cepet, pasti papa seneng, karena gak perlu nunggu lama.' Dan lalu ia bergegas mengambil cangkir, dan mengambil toples kopi bubuk. Jika kita hanya membutuhkan 2 sendok kopi, anak cacat ini memakai 5 sendok kopi bubuk, sambil berpikir, 'Kalau 2 sendok kopi saja sudah harum, apalagi 5, pasti papa suka.' Jadilah kopi yang terasa seperti kopi tua itu.

Lalu si anak cacat ini mengambil nampan, lalu dengan hati-hati tanpa menimbulkan bunyi macam-macam, menaruh semua piring yang di atasnya ada roti gosong dan telur mentah dan cangkir kopi tua tersebut, dan menuju kamar ayahnya. Lalu ia membangunkan ayahnya, dan lalu berkata begini, 'Papa, bangun dong, aku udah buat sarapan yang spesiaaaaaaaal buat papa.' Lalu ayahnya bangun dan melihat dan menghirup aroma 'sedap' dari roti gosong, telur mentah dan kopi tua tersebut. 'Wah pasti enak nih.' Sebelum si ayah melipat tangannya untuk berdoa, si anak berkata, 'Pa, kali ini aku doain makanan ini buat papa ya, ' kan biasanya papa yang doain. OK ya papa?' Sebelum ayahnya sempat mengangguk, si anak cacat ini sudah melanjutkan, 'Papa ikutin ya: Tuhan Yesus, terima kasih, atas makanan ini, yang telah Tuhan sediakan. Terima kasih Tuhan, amin.'

Lalu ayahnya mecoba roti gosong tersebut, dan setelah ayahnya mengunyah gigitan pertama, si anak cacat dengan polosnya bertanya, 'Enak kan pa?' 'Iya, enaaaak sekali,' lalu melanjutkan makan. Setelah roti tersebut habis, ia memakan telur mentah tersebut. Dan si anak bertanya, 'Telurnya enak kan pa? Aku yang masak semuanya loooo..' Si ayah berkata, 'Wah kamu yang masak? Enak sekali nak.' Lalu si ayah melanjutkan memakan telur mentah tersebut. Setelah semua makanan habis, ia mecoba kopi tua itu. Si anak bertanya lagi, 'Harum dan enak kan pa?' Si ayah tanpa expresi mual apapun, membalasnya, 'Pahit, tapi papa suka sekali.' Dan dengan lugunya si anak menjawab, 'Ya iya dong papa, kopi kan pahit.,' karena ia mengira ayahnya sedang bercanda. Setelah semuanya habis, si ayah membelai kepala anaknya dan berkata 'Ray, kamu tau nggak.' 'Nggak paa,' potong si anak cacat tersebut. Lalu si ayah melanjutkan, 'Kalau semua masakan kamu, enaaaaak sekali.' Lalu si anak menjawab, 'Iya dong pa, kan aku yang masakin, spesiaaaaaal buat papa.' Lalu si ayah berkata lagi, 'Kamu tahu nggak kenapa papa senang hari ini?' Si anak sambil menggelengkan kepala, 'Nggak tau pa..' 'Karena hari ini kamu dah buat sarapan yang, spesiaaaaal buat papa.' Lalu si ayah melanjutkan, 'Ray, kamu tahu gak kenapa papa sayaaaaaaang sekali sama kamu?' Lalu dengan lugunya anak cacat ini menjawab, 'Nggak tahu pa...' 'Karena kamu anak papa yang udah bikin papa, seneeeeeeeeeeeng banget.' 'Raymond juga, sayaaaaaaaaaang banget sama papa.' Lalu sambil menitikan air mata, ia memeluk anaknya yang cacat itu, dan berkata kepada anaknya, 'Terima kasih ya nak, karena telah memasakan sarapan roti, telur, dan kopi ini buat papa. Semuanya terasa, enaaaaak sekali.' Lalu si anak menjawab, 'Sama-sama papaah..' Dan si ayah lalu berdoa dalam hatinya, 'Tuhan terima kasih, karena Engkau sudah memberikan anak yang sangat sayang padaku.'

Anda tahu, siapakah anak cacat dan ayah tersebut?
Kamulah, yang sedang membaca adalah anak yang cacat tersebut.. Seperti anak cacat itu memberikan kepada ayahnya, roti gosong, telur mentah dan kopi tua, juga kita, memberikan apa yang tidak sempurna dari kita untuk Tuhan. Roti gosong, telur mentah dan kopi tua, yang merupakan apa yang tidak sempurna dari kita misalnya, pujian, dan kehidupan kita, Tuhan terima semuanya dengan senang hati, karena Tuhan tahu, bahwa kita melakukannya dengan segenap hati kita yang tertuju pada Bapa di sorga, dan kita ingin melakukan yang terbaik untuk Bapa kita di sorga.

Ingat ini: Bapamu di sorga menyayangimu, apa adamu, apa yang ada padamu, apapun yang engkau berikan dengan segenap hatimu, merupakan sebuah persembahan yang harum. Karena Bapamu mengasihi kamu.

Minggu, 11 Januari 2009

7%

Suatu ketika seorang manusia diberi kesempatan untuk berkomunikasi dengan Tuhannya dan berkata, “Tuhan ijinkan saya untuk dapat melihat seperti apakah Neraka dan Surga itu”.

Kemudian Tuhan membimbing manusia itu menuju ke dua buah pintu dan kemudian membiarkannya melihat ke dalam.

Di tengah ruangan terdapat sebuah meja bundar yang sangat besar, dan di tengahnya terdapat semangkok sup yang beraroma sangat lezat yang membuat manusia tersebut mengalir air liurnya. Meja tersebut dikelilingi orang-orang yang kurus yang tampak sangat kelaparan.

Orang-orang itu masing-masing memegang sebuah sendok yang terikat pada tangan masing-masing. Sendok tersebut cukup panjang untuk mencapai mangkok di tengah meja dan mengambil sup yang lezat tadi.

Tapi karena sendoknya terlalu panjang, mereka tidak dapat mencapai mulutnya dengan sendok tadi untuk memakan sup yang terambil.

Si Manusia tadi merinding melihat penderitaan dan kesengsaraan yang dilihatnya dalam ruangan itu.

Tuhan berkata, “Kamu sudah melihat NERAKA”

Lalu mereka menuju ke pintu kedua yang ternyata berisi meja beserta sup dan orang-orang yang kondisinya persis sama dengan ruangan di pintu pertama. Perbedaannya, di dalam ruangan ini orang-orang tersebut berbadan sehat dan berisi dan mereka sangat bergembira di keliling meja tersebut.

Melihat keadaan ini si Manusia menjadi bingung dan berkata “Apa yang terjadi ? kenapa di ruangan yang kondisinya sama ini mereka terlihat lebih bergembira ?”

Tuhan kemudian menjelaskan, “Sangat sederhana, yang dibutuhkan hanyalah satu sifat baik”

"Perhatikan bahwa orang-orang ini dengan ikhlas menyuapi orang lain yang dapat dicapainya dengan sendok bergagang panjang, sedangkan di ruangan lain orang-orang yang serakah hanyalah memikirkan kebutuhan dirinya sendiri

Kamis, 08 Januari 2009

Tuhan Tidak Pintar Matematika

Dari pengamatan saya terhadap keseharian yang saya temui, saya dapat
menyimpulkan satu hal: Tuhan memang serba bisa, tapi Dia tidak pintar
matematika. Kesimpulan ini bukan tanpa dasar lho. Banyak bukti empiris
yang mendukung kesimpulan saya ini. Sebagai seorang "fresh graduate",
saya tak mungkin mengharapkan penghasilan tinggi dalam waktu sekejap.
Terlebih karena saya memegang prinsip bahwa hal yang terpenting dalam
bekerja adalah kepuasan hati. Saya lebih memilih pekerjaan yang mungkin tak
segemerlap pekerjaan yang dipilih teman-teman seangkatan saya,
tapi mampu "memuaskan" idealisme saya.

Saya memang sangat mencintai dan menikmati pekerjaan saya saat ini.
Tapi saat saya berbincang dengan seorang teman yang bekerja di ibukota,
ia mulai membandingkan penghasilan kami (dari sisi finansial tentunya).
Jelas saja saya kalah telak darinya.

Saya sempat jengkel sebentar. Bagaimana tidak. Selama bermahasiswa,
sepertinya prestasi kami sejajar, bahkan saya lebih dahulu lulus ketimbang
dia. Tapi kenapa Tuhan tidak menitipkan rejeki yang sama besarnya
dengan yang dititipkan pada teman saya ini?

Tapi, begitu saya merenungkan kembali segala kebaikan Tuhan saya
menemukan satu hal yang luar biasa. Ternyata penghasilan saya yang
tak seberapa itu cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saya,
bahkan untuk mengirim adik ke bangku kuliah. Padahal logikanya
pengeluaran saya per bulannya bisa sampai dua kali lipat penghasilan
saya. Lalu darimana sisa uang yang saya dapat untuk menutupi kesemuanya itu?
wah, ya dari berbagai sumber. Tapi saya percaya tanpa campur
tangan-Nya, itu semua tidak mungkin. Nah, ini salah satu alasan mengapa
Tuhan tidak pintar matematika. Lha wong seharusnya neraca saya sudah
njomplang kok masih bisa terus hidup.

Bukti kedua adalah kesaksian seorang teman. Ia mengaku kalau
semenjak lajang, penghasilannya tidak jauh berbeda dengan sekarang.
Anehnya, pada saat ia masih membujang, penghasilannya selalu pas.
Maksudnya, pas akhir bulan pas uangnya habis.
Anehnya, begitu ia berkeluarga dan memiliki anak, dengan penghasilan
yang relatif sama, ia masih bisa menyisihkan uang untuk menabung.

Aneh bukan? Berarti kalau bagi manusia 1 juta dibagi satu sama dengan
1 juta dan 1 juta dibagi dua sama dengan 500 ribu, tidak demikian bagi
Tuhan. Dari kesaksian teman saya, satu juta dibagi 3 sama dengan satu
juta dan masih sisa. Betul kan bahwa Tuhan itu tidak pintar matematika?

Ah, saya cuma bercanda kok. Buat saya, kalau dilihat dari logika manusia
Dia memang tidak pintar matematika. Mungkin murid saya yang kelas 2 SD
lebih pintar dari Dia. Tapi satu hal yang harus digarisbawahi:
MATEMATIKA TUHAN BEDA DENGAN MATEMATIKA MANUSIA.
Saya tidak tahu dan mungkin tidak akan pernah sanggup mengetahui
persamaan apa yang digunakan Tuhan. Tapi kalau boleh saya menggambarkan,
ya kira-kira demikian:

X= Y
dimana
X = pemberian Tuhan
Y = kebutuhan

Ya, Tuhan selalu mencukupkan apapun kebutuhan kita. Tanpa kita minta pun,
Dia sudah "menghitung" kebutuhan kita dan menyediakan semua
lewat jalan-jalan- Nya yang terkadang begitu ajaib dan tak terduga.

Menyadari hal itu, saya bisa menanggapi cerita teman-teman yang "sukses"
dengan penghasilan tinggi di luar kota dengan senyum manis. Soal penghasilan
Tuhan yang mengatur. Untuk apa saya memusingkan diri dengan berbagai
kekhawatiran sementara Dia telah menghidangkan rejeki di hadapan saya.
Yang perlu saya lakukan hanyalah melakukan bagian saya yang tak seberapa
ini sebaik mungkin, dan Ia yang akan mencukupkan segala kebutuhan saya.

Cinta Tanpa Syarat

Dikisahkan, ada sebuah keluarga besar. Kakek dan nenek mereka merupakan pasangan suami istri yang tampak serasi dan selalu harmonis satu sama lain. Suatu hari, saat berkumpul bersama, si cucu bertanya kepada mereka berdua, "Kakek, Nenek, tolong beritahu kepada kami resep akur dan cara Kakek dan Nenek mempertahan cinta selama ini agar kami yang muda-muda bisa belajar."

Mendengar pertanyaan itu, sesaat kakek dan nenek beradu pandang sambil saling melempar senyum. Dari tatapan keduanya, terpancar rasa kasih yang mendalam di antara mereka. "Aha, Nenek yang akan bercerita dan menjawab pertanyaan kalian," kata kakek.

Sambil menerawang ke masa lalu, nenek pun memulai kisahnya. "Ini pengalaman kakek dan nenek yang tak mungkin terlupakan dan rasanya perlu kalian dengar dengan baik. Suatu hari, kami berdua terlibat obrolan tentang sebuah artikel di majalah yang berjudul `bagaimana memperkuat tali pernikahan'. Di sana dituliskan, masing-masing dari kita diminta mencatat hal-hal yang kurang disukai dari pasangan
kita. Kemudian, dibahas cara untuk mengubahnya agar ikatan tali pernikahan bisa lebih kuat dan bahagia. Nah, malam itu, kami sepakat berpisah kamar dan mencatat apa saja yang tidak disukai. Esoknya, selesai sarapan, nenek memulai lebih dulu membacakan daftar dosa kakekmu sepanjang kurang lebih tiga halaman.. Kalau dipikir-pikir, ternyata banyak juga, dan herannya lagi, sebegitu banyak yang tidak disukai, tetapi tetap saja kakek kalian menjadi suami tercinta nenekmu ini," kata nenek sambil tertawa. Mata tuanya tampak berkaca-kaca mengenang kembali saat itu.

Lalu nenek melanjutkan, "Nenek membacanya hingga selesai dan kelelahan. Dan, sekarang giliran kakekmu yang melanjutakan bercerita." Dengan suara perlahan, si kakek meneruskan. "Pagi itu, kakek membawa kertas juga, tetapi.... kosong. kakek tidak mencatat sesuatu pun di kertas itu. Kakek merasa nenekmu adalah wanita yang
kakek cintai apa adanya, kakek tidak ingin mengubahnya sedikit pun. Nenekmu cantik, baik hati, dan mau menikahi kakekmu ini, itu sudah lebih dari cukup bagi kakek."

Nenek segera menimpali, "Nenek sungguh sangat tersentuh oleh pernyataan kakekmu itu sehingga sejak saat itu, tidak ada masalah atau sesuatu apa pun yang cukup besar yang dapat menyebabkan kami bertengkar dan mengurangi perasaan cinta kami berdua."

Sering kali di kehidupan ini, kita lebih banyak menghabiskan waktu dan energi untuk memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan, dan yang menyakitkan. Padahal, pada saat yang sama kita pun sebenarnya punya kemampuan untuk bisa menemukan banyak hal indah di sekeliling kita.

Saya yakin dan percaya, kita akan menjadi manusia yang berbahagia jika kita mampu berbuat, melihat, dan bersyukur atas hal-hal baik di kehidupan ini dan senantiasa mencoba untuk melupakan yang buruk yang pernah terjadi. Dengan demikian, hidup akan dipenuhi dengan keindahan, pengharapan, dan kedamaian.